UNIVERSITAS GUNADARMA

Kamis, 25 Oktober 2012

Solusi Alternatif Menangani Tawuran Antar Pelajar (BI SS 2012)


Perkelahian atau yang biasa disebut dengan tawuran, sering terjadi di antara pelajar bahkan pula sudah merambah pada kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa tawuran merupakan hal yang sangat wajar pada kenakalan para remaja. Sebab itu, tawuran pun sangat beragam mulai dari hal sepele sampai pada hal yang menjuruskan suatu tindakan bentrok antar pelajar.

Tawuran antar pelajar merupakan penyimpangan sosial yang berupa perkelahian. Penyimpangan sosial ini harus segera dicari solusinya agar tidak timbul perkelahian antar pelajar dan tidak menimbulkan korban jiwa. Namun dalam waktu setahun saja, sudah ada 14 pelajar di jabodetabek yang tewas mengenaskan gara-gara tawuran dan sudah sepantasnya pelaku tawuran dihukum pidana agar kasus seperti ini diproses secara hukum yang berlaku dengan undang-undang sehingga memberikan efek jera bagi para pelajar.

 Tidak hanya itu, pihak sekolah juga harus menunjukan sikap yang tegas kepada para pelajar yang ikut terlibat dalam tawuran yaitu berupa sangsi yang tegas.  Di lain pihak polisi juga ikut serta dalam berkoordinasi dengan menteri pendidikan dan pihak sekolah untuk mencari sistem pencegahan kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah agar lebih efektif.
Pemberian sangsi selanjutnya, bisa dengan menurunkan status sekolah menjadi status sekolah biasa. Perlu adanya inovasi dari dinas pendidikan dan sekolah untuk meredam aksi tawuran antar pelajar. Kalau perlu, tindakan tegas bagi institusi sekolah dan pelajar yang terlibat tawuran tersebut.

Tindakan tegas itu sangat diperlukan karena tawuran sudah mengarah pada tindakan kejahatan, bukan sekedar kenakalan remaja pada umumnya. Selama ini sekolah berkilah, bahwa terjadinya tawuran bukan sekedar merupakan tanggung jawab pihak sekolah melainkan terjadi di luar lingkungan sekolah dan jam sekolah. Padahal sangat jelas bahwa sekolah ikut serta bertanggung jawab kepada para pelajar yang terlibat pada aksi tawuran tersebut. Namun pada faktanya pihak sekolah tidak mau disalahkan akan terjadinya tawuran di lingkungan sekolah itu sendiri. Ini merupakan suatu contoh yang buruk bagi sistem pendidikan. 


Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat mengatasi tawuran yaitu :

o   Penggalakan tentang anti tawuran harus semakin sering dilakukan, bisa lewat media massa, media elektronik, sampai penyuluhan ke sekolah-sekolah.

o   Peran keluarga sangatlah penting bagi para pelajar yang dalam hal ini mereka masih memiliki sifat dan pemikiran yang sangat labil. Keluarga menjadi pendorong dan penyemangat untuk pelajar agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, dalam kasus ini adalah tawuran. Lebih mendekatkan diri kepada keluarga akan membantu pelajar untuk mencari jati diri yang baik. Selain itu, orang tua wajib membimbing anak-anaknya yang masih berstatus pelajar untuk melakukan hal-hal yang positif dan berguna bagi dirinya sendiri. Jika hubungan antara orang tua dan anak terjalin dengan baik, maka tawuran pun dapat di minimalisir.

o   Pihak sekolah dan kepolisian harus berani memberikan hukuman tegas tanpa “pandang bulu” kesemua pihak yang terbukti sebagai pelaku tawuran.

o   Turunkan status atau peringkat sekolah, dari Sekolah Bertaraf Internasional menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dari RSBI turun ke sekolah Standar Nasional. Dari Standar Nasional ke sekolah biasa. Dari Akreditas A turun ke B, lalu ke C.

o   Mengurangi kuota Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan secara bertahap hingga nol kepada sekolah yang “gemar” tawuran.

o   Universitas Negeri Favorit menolak (dengan memasukkan ke daftar hitam, black list) lulusan sekolah yang “gemar” tawuran untuk diterima ke dikampusnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar