Nama : Apryan Muchamad Sjahreza
NPM : 10110975
Kelas : 2KA04
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kemiskinan
sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun,
realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan
terberat dan paling krusial di seluruh dunia ini. Teknologi boleh semakin maju,
negara-negara merdeka semakin banyak, dan negara-negara kaya boleh saja kian
taun kian bertambah. Tetapi, jumlah orang miskin di dunia tak kunjung
berkurang. Kemiskinan bahkan telah berubah menjadi wajah teror yang menghantui
dunia.
Bagaimana gambaran
kemiskinan yang melingkupi Negara tercinta kita saat ini? Data World Bank 2006
menunjukkan, setidaknya terdapat 1,1 milyar penduduk miskin di dunia. Jumlah
penduduk miskin di Indonesia (yang dikategorikan supermiskin oleh World Bank)
pada tahun 2007 mencapai 39 juta orang atau 17,75% dari total populasi
penduduk. Untuk wilayah Jawa Barat, yang punya cita-cita meningkatkan poin IPM
menjadi 80 pada 2008, jumlah penduduk miskin mencapai 5,46 juta orang, atau
sekitar 13,55% dari total penduduk miskin di Indonesia. Memprihatinkan, karena
dari data diatas memperlihatkan adanya peningkatan penduduk miskin di Jawa
Barat sebanyak 317.000 orang!.Ini berarti, program-program pengentasan
kemiskinan yang digagas pemerintah pusat maupun daerah telah gagal mengentaskan
penduduk Jawa Barat dari cengkeraman kemiskinan. Belum lagi daerah-daerah lain
di Indonesia.
Kemiskinan
merupakan permasalahan kompleks yang perlu diatasi dengan sungguh-sungguh.
Kemiskinan menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di
Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak
masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat
kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, penulis
tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia dan
penanggulangannya.
B.
identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Bagaimana
kondisi kemiskinan di Indonesia?
2.
Faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di Indonesia?
3.
Bagaimana cara menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia?
C.
LANDASAN
TEORI
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga
pengertian, yaitu:
1. Kemiskinan
Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut
apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan
pendidikan.
2.
Kemiskinan
Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3.
Kemiskinan
Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun
ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya
untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang
mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga
miskin yaitu:
1.
Kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
2.
Kemampuan
dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan
peran dalam bidang kemasyarakatan.
3.
Kemampuan
dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah
keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non
ekonomi.
Kemiskinan
merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan
pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi
kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan
pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai
upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun,
dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam
seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi
kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan
kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%)
pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat
kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta
(16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (catatan:
terjadi revisi metode di tahun 1996).
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini
berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata,
dan kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan
masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan
pangan antara lain terlihat dari rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan
buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.
2.
Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan
kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya
kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para
ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka
kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa
angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per
1.000 kelahiran hidup.
3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan
Hal ini
disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana
pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah
sekolah yang layak untuk proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat
menjangkau secara merata seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan
antara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah pendidikan.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1.
Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2.
Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada
di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah
mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor
penyebab kemiskinan antara lain:
· Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak
misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
· Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat
menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak
dikarenakan biaya yang tinggi
· Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena
mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan
tinggi dan kesehatan yang baik.
· Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat
miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.Wilayah Indonesia
yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh
wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan
masalah kesehatan, mutu pangan dan
pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
perkotaan.
Pemacahan
Masalah
A. Sasaran Pembangunan
Adapun sasaran penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 adalah:
·
Berkurangnya penduduk miskin hingga mencapai 14.4% pada akhir tahun 2007.
· Meningkatnya jalur kesempatan masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
terutama pendidikan dan kesehatan.
·
Berkurangnya beban pengeluaran masyarakat miskin terutama untuk pendidikan dan kesehatan,
serta kecukupan pangan dan gizi.
·
Meningkatnya
kualitas keluarga miskin.
·
Meningkatnya
pendapatan dan kesempatan berusaha kelompok masyarakat miskin, termasuk
meningkatnya kesempatan masyarakat miskin terhadap permodalan, bantuan teknis,
dan berbagai sarana dan prasarana produksi.
B. Arah Kebijakan Pembangunan
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, maka kebijakan penanggulangan
kemiskinan pada tahun 2007 diarahkan pada :
1. Penanganan
Masalah Gizi Kurang dan Kekurangan Pangan
Penanganan masalah gizi kurang
dan kekurangan pangan meliputi:
· Perbaikan gizi
masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang energi protein,
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi
mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
· Peningkatan
ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk
keluarga miskin.
2. Perluasan
kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan
Perluasan
kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas
sebagai berikut :
·
Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren.
·
Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
·
Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
3. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan
kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas sebagai
berikut :
·
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
·
Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.
· Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di
daerah perbatasan,terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
· Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit
menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan
pelayanan ke gawat darurat.
·
Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat
kematian pada kelahiran.
4. Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
·
Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
·
Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
·
Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
·
Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
·
Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
· Kondisi kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu, perlu
mendapat penanganan khusus dan terpadu dari pemerintah bersama-sama dengan
masyarakat.
· Faktor
penyebab kemiskinan ada dua, yaitu faktor alami dan faktor buatan. Selain kedua
faktor tersebut ada faktor lain yang menimbulkan kemiskinan, yaitu:
Kurang
tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak.
Kurangnya
dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak mendapatkan haknya atas
pendidikan dan kesehatan yang layak.
Rendahnya
minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya .
Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian.
Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk
menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama.
· Penanggulangan masalah kemiskinan diwujudkan oleh
pemerintah dalam bentuk Sasaran Pembangunan dan Arah Kebijakan Pembangunan
Tahun 2007. Keberhasilan program menurunkan kemiskinan tidak akan tercapai
tanpa adanya kerja-sama yang baik dan tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan masyarakat.
2. Saran
· Pemerintah
sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar
dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
· Sebagai
warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah
dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia terbebas
dari kemiskinan.
· Marilah kita
tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang
masih mengalami kemiskinan.
Referensi
good job ... nice blog :0
BalasHapusthank's for your comment :)
BalasHapus